Sabtu, 26 Maret 2011

no title

Dia: Yang fana adalah waktu. Kita abadi kawan. Memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa. “Tapi yang fana adalah waktu bukan?”, tanyamu. Kita abadi.

Aku: Kita abadi karena aku dan kamu. Jika hanya seorang aku tidak akan abadi.

Dia: Aku bisa abadi jika aku memiliki ‘eksistensi’. Dan aku akan rapuh jika tidak memiliki ‘eksistensi’. Siapa yang dapat menangkap eksistensi ku? Ya orang lain. Hmm… boleh juga.

Aku: Ya, eksistensi. Eksistensi yang mengandung kesan berarti bisa dijadikan alasan untuk selalu dikenang kemudian abadi.

2 komentar:

  1. hehehe,,ketika menulis ini,apa yang kamu pikirkan????hahay....

    bagus,meski njlimet.hehe

    BalasHapus
  2. apa ya?
    itu tanggapan ku aja mas dr sms yg aku terima hehe

    BalasHapus