Senin, 28 Februari 2011

dua tiga nol dua pagi


Apakah pagi sedang mempermainkan saya?
Bukankah tidak ada benda bernama kebetulan di dunia ini?
Lalu mengapa setelah semalaman saya merasa hancur karena perasaan yang tidak jelas, pagi ini dipertemukan secara kebetulan.
 Berdialog singkat, hingga kemudian berpisah di persimpangan jalan.
Tuhan, apakah pagi ini sedang mempermainkan saya?
Saya semakin merasa bodoh, saya lagi-lagi salah tempat dalam menjatuhkan hati.
Tuhan, berikan sedikit waktu, sesingkat dialog kami pagi ini. Semudah kebetulan pada pagi ini. Walaupun saya tau pada akhirnya akan berpisah dipersimpangan jalan seperti pagi ini.

Minggu, 20 Februari 2011

Dialog Tanpa Suara Antara Dia dan Aku


Dia       : Sebaik-baiknya orang pasti ada jeleknya, dan sejelek-jeleknya orang pasti ada baiknya. Maka  hargai dan bergaullah dengan semua orang. Teladani baiknya dan jauhi jeleknya.

Aku      : Menghargai saja tidak cukup. Egois kalau Cuma ngambil baiknya. Bantu merubah atau tidak sama sekali.

Dia       : Terlalu memaksakan diri.

Aku      : Tidak memaksakan diri, aku bilang bantu merubah atau tidak sama sekali dalam artian jauhi sekalian. Gampang kan?

Dia       : Orang punya gaya dan sifat yang berbeda, itu sudah jadi cirinya. Kenapa musti dirubah? Tidak akan seimbang nanti.

Aku      : Bukan masalah gaya atau sifat. Yang namanya kejelekan mosok tetap dipake? Apa seimbang kalau kebaikan ditutup dengan kejelekan? Bukan masalah seimbang atau tidak, masalahnya jadi lebih baik atau tidak,. Hidup apa cuma cari seimbang?

Dia       : Kalau semuanya baik, maka hidup tidak seimbang lagi.

Aku      : Toh ya tidak semua kejelekan bisa dirubah. Tenang saja, dunia ini tidak akan kekurangan kejelekan.

Dia       : Makanya tidak usah memaksakan untuk merubah yang sudah ada.

Aku      : Terkutuk sekali hidup tanpa perubahan.

Dia       : Perubahan yang alami, bukan atas pemaksaan kehendak oleh satu orang saja.

Aku      : Perubahan tidak datang begitu saja. Nunggu dapet bintang jatuh? Haha. Tidak ada paksaan, tidak mau ya sudah, namanya juga bantu.

Dia       : Justru perubahan itu datang tanpa kita sadari. Dan jangan memaksakan diri untuk merubah orang lain. Mending ambil positifnya.

Aku      : Hmm..namaya juga pendapat..pasti beda..Tidak ada yang benar-benar benar dan benar-benar salah. Mau debat sampe kapan pun juga tidak akan selesai. Senang berbagi pendapat dengan kamu.

Dia       : Makanya sebenar-benarnya masih ada salahnya, dan sesalah-salahnya masih ada benarnya. Sama seperti omonganku yang pertama.

Sabtu, 19 Februari 2011

Hidup Itu...

Hidup itu seperti halnya menaiki tangga, membutuhkan suatu proses. Ada kalanya kita lelah, terjatuh, berhenti sejenak bahkan turun satu tingkat saat menaikinya. Keadaan tersebut wajar, karena jiwa manusia dinamis bukan statis. Dimana hidup tidak sederhana seperti membuat mie instant. Dalam hidup kita mendapat ujian untuk membuat kita lebih baik. Masa lalu tidak selalu menyenangkan, tetapi jangan sampai kita jatuh karena terus melihat ke belakang. Jangan terus menerus melihat masa lalu, masa lalu memang tidak harus selalu dilupakan, tetapi masa lalu adalah untuk dijadikan sebuah pelajaran. Sesekali melihat kebelakang tidak ada salahnya, agar kemudian membuat kita lebih kuat dan lebih cepat menaiki anak tangga yang lebih tinggi.Yang penting adalah yakin kita tidak pernah berjalan sendirian. Hidup kita adalah urusan kita masing-masing, tetapi hidup kita tidak untuk diri sendiri